
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (al-Ra’d: 11).
“Jiwa manusia adalah seperti anak kecil, jika Anda membiarkannya, maka ia tumbuh dewasa #
dalam keadaan suka menyusu, tetapi jika Anda menyapihnya, maka ia pun akan tersapih”.
“Tanamlah suatu perbuatan… dan tuailah suatu kebiasaan. Tanamlah suatu kebiasaan… dan tuailah suatu tabi’at.
Tanamlah suatu tabi’at… dan tuailah satu keberuntungan.”
KEBIASAAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Dalam kehidupan manusia, kebiasaan memiliki pengaruh yang besar. Tahukah Anda bahwa setiap orang dari kita selalu digerakkan oleh kebiasaan?
Jika Anda ragu dengan hal tersebut, ambillah sebuah contoh dalam kehidupan Anda yang Anda ketahui dengan baik:
Biasanya, ketika datang bulan Ramadhan, kehidupan seorang muslim mengalami perubahan baik dilihat dari kebiasaan makannya maupun kebiasaan shalatnya di malam hari. Puasa yang diwajibkan pada bulan Ramadhan hanya datang sekali dalam setahun, maka setiap orang dari kita telah terbiasa dengan rutinitas keseharian yang dilakukan dalam hidupnya yaitu dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu baik yang berkaitan dengan makan, minum, tidur
maupun shalat. Tetapi dengan datangnya bulan Ramadhan, kebiasaan-kebiasaan tersebut dirubah dan diganti dengan kebiasaan-kebiasaan yang baru. Melakukan kebiasaan- kebiasaan baru merupakan suatu hal yang sulit dan dibutuhkan kesabaran, maka tidaklah heran jika hari-hari pertama dari bulan tersebut dianggap paling sulit dan berat oleh mayoritas orang.
Setelah berlalunya hari-hari pertama, kita mulai terbiasa melakukan shalat malam, dan rutinitas keseharian kita pun berubah. Kita dapat merasakan kemudahan dan tidak lagi merasa berat untuk melakukan rutinitas di bulan Ramadhan. Bahkan ketika datang akhir bulan Ramadhan, mungkin salah seorang di antara kita telah terbiasa untuk menjalani kehidupan yang berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Ia tidak lagi merasa berat untuk menjalani puasa dan memperpanjang shalat malamnya, bahkan mungkin dirinya telah siap untuk terus menjalani kehidupannya dengan cara semacam itu. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini tidak lain karena ia telah terbiasa untuk melakukannya dan ia telah merubah kebiasaan- kebiasaan lamanya dengan kebiasaan-kebiasaan yang baru.
Apa yang kita peroleh di bulan Ramadhan itu merupakan pelajaran penting dari Tuhan yang mengajarkan kepada kita bahwa merubah kebiasaan merupakan sesuatu yang mudah dan dapat dilakukan oleh setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan, bahkan oleh anak kecil sekalipun. Oleh karena itu, maka puasa pun diwajibkan kepada setiap orang dewasa dengan syarat puasa itu tidak akan membahayakan kesehatannya baik karena sakit, faktor usia, maupun sebab-sebab lainnya yang dibenarkan oleh syariat.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kehidupan kita ini diatur oleh berbagai macam kebiasaan. Di antara kebiasaan-kebiasaan itu ada yang bermanfaat dan
ada pula yang membahayakan. Dalam hal ini, kita bisa memperkokoh kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat, sebagaimana kita juga bisa menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang membahayakan.
Apa Yang Dimaksud Dengan Kebiasaan?
Yang dimaksud dengan kebiasaan adalah sesuatu yang biasa kita lakukan. Kebiasaan ini dapat berupa sesuatu yang dapat diindera seperti pergi ke suatu tempat tertentu, duduk di wilayah tertentu, atau makan makanan tertentu, tetapi dapat juga berupa sikap atau perasaan seperti menghormati orang lain, memuliakan tamu dan lain sebagainya.
Para ahli ilmu jiwa menjelaskan bahwa kebiasaan itu terdiri dari 3 unsur yang saling berkaitan erat, ketiga unsur tersebut adalah:
Unsur Pertama: Pengetahuan (maksudnya pengetahuan yang bersifat teoritis mengenai sesuatu yang ingin dikerjakan).
Unsur Kedua: Keinginan (yaitu adanya motivasi atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu tersebut).
Unsur Ketiga: Keahlian (maksudnya kemampuan untuk melakukannya).
Jika ketiga unsur tersebut bertemu pada suatu perbuatan, maka perbuatan tersebut dapat dikatagorikan sebagai kebiasaan. Tetapi jika kurang salah satunya, maka perbuatan itu tidak dapat dikatagorikan sebagai kebiasaan. Sebagai contoh, kebiasaan membaca secara bebas terdiri dari 3 unsur yang saling terkait yaitu: pengetahuan yang bersifat teoritis mengenai perbuatan “membaca” dan meyakini urgensinya (apa yang harus Anda lakukan), motivasi atau kecenderungan untuk membaca (mengapa membaca), dan keahlian atau kemampuan untuk membaca dengan baik (teknis atau cara membaca).
Apabila ketiga unsur ini terkumpul dalam diri seseorang, maka perbuatan membaca secara bebas yang dilakukannya telah menjadi suatu kebiasaan, tetapi jika kurang salah satunya, maka perbuatan membaca itu belum menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, pada saat kita sedang memikirkan ketiga unsur tersebut, baik untuk menggabungkan ataupun memisahkannya (dengan merubah, memperbaiki, atau merusaknya), maka kita dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan baru dan menghilangkan kebiasaan- kebiasaan lama.
Membentuk Kebiasaan Yang Bermanfaat Dan Menghindari Kebiasaan Yang Membahayakan:
Berdasarkan gambar mengenai unsur-unsur kebiasaan tersebut, kita dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan baru yang bermanfaat, yaitu dengan cara berusaha mencari pengetahuan tentang sesuatu yang akan kita lakukan, kemudian melatih diri sehingga kita akan memiliki kemampuan untuk melakukannya, dan diteruskan dengan upaya membangkitkan motivasi atau keinginan untuk melakukannya.
Sebagai contoh, jika kita ingin membentuk kebiasaan “mengatur waktu dan memanfaatkannya”, maka kita harus mengetahui terlebih dulu apa arti waktu dan pentingnya
dalam kehidupan |
kita, kemudian kita harus mengenal |
cara- |
cara mengatur |
waktu dan melatih diri kita |
untuk |
melakukannya, |
setelah itu kita dituntut |
untuk |
membangkitkan semangat dan keinginan kita untuk mengatur waktu dengan terus mengingatkan kepada diri sendiri bahwa mengatur waktu memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kesuksesan dan keunggulan dalam kehidupan ini. Kita harus berusaha untuk mendapatkan ketiga hal itu sehingga akan mudah bagi kita untuk membentuk kebiasaan tersebut. Jika kita gagal dalam mendapatkan ketiga unsur itu, maka tidak diragukan lagi bahwa kita tidak akan dapat membentuk kebiasaan yang dimaksud. Sebagai contoh, jika telah memperoleh pengetahuan mengenai waktu dan urgensinya dalam kehidupan kita, kemudian kita juga memiliki keinginan yang besar untuk mengatur waktu, akan tetapi kita tidak mengetahui bagaimana cara mengatur waktu dan kita tidak mau melatih diri untuk melakukannya, maka tidaklah mungkin bagi kita untuk membentuk kebiasaan “mengatur waktu”. Demikian pula jika kita mengetahui tentang pentingnya waktu dan kita telah melatih diri untuk mengatur waktu, tetapi kita bukan termasuk orang- orang yang memiliki semangat tinggi untuk hidup teratur dan tidak memiliki keinginan untuk berkorban dengan membuang sebagian perilaku kita, atau kita lebih condong pada kemalasan, maka tidak diragukan lagi bahwa kita tidak akan mungkin membentuk kebiasaan yang sangat berharga itu.
Kebiasaan-kebiasaan yang membahayakan juga terdiri dari 3 unsur, yaitu: pengetahuan, keahlian, dan keinginan. Oleh karena itu, jika kita ingin menghindarkan diri dari kebiasaan yang negatif, maka kita harus
memerangi dua unsur yaitu pengetahuan dan keinginan. Untuk memerangi unsur pengetahuan, kita harus memikirkan tentang segi-segi yang tidak baik atau dampak-dampak negatif dari kebiasaan tersebut, dan kita harus menambah pengetahuan kita mengenai dampak-dampak negatifnya. Setelah itu kita lanjutkan dengan memerangi unsur keinginan. Kita mulai dengan merubah faktor-faktor pendorong dan kecenderungan-kecenderungan yang mengarah kepada kebiasaan negatif itu, lalu secara perlahan-lahan kita mulai untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Satu hal yang terpenting dan harus diingat dalam merubah kebiasaan yang membahayakan adalah keyakinan kita akan dampak-dampak negatif dari kebiasaan tersebut dan keinginan kita untuk merubahnya.
Perlu ditekankan di sini bahwa kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam kehidupan kita terbentuk dan dibangun dalam waktu yang lama, sehingga kita merasa mudah untuk melakukan dan mengulanginya, bahkan dalam melakukannya terkadang kita tidak perlu lagi berfikir panjang. Karena itu, dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan baru, terkadang kita menjumpai berbagai macam kesulitan. Hal ini disebabkan karena membentuk suatu kebiasaan baru merupakan satu pekerjaan yang membutuhkan kesungguhan, pengorbanan dan konsentrasi, sebagaimana menghancurkan kebiasaan yang lama juga membutuhkan adanya keseriusan. Tetapi perlu diingat bahwa kepandaian untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan baru merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan, sedangkan kepandaian untuk menghancurkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak bermanfaat dianggap sebagai kepandaian yang paling berharga dan paling penting dalam kehidupan manusia. Sebab, dengan kepandaian tersebut, seseorang akan mampu untuk memegang kendali atas kehidupannya dan dapat menentukan pilihan-pilihan yang sesuai, jauh dari aspek-aspek kemalasan dan
kelemahan, serta dapat menjauhkan diri dari benih-benih kegagalan.
Apakah ada keraguan dalam diri Anda bahwa Anda merupakan makhluk yang digerakkan oleh sejumlah kebiasaan, baik ketika berada di rumah, di tempat kerja maupun di masyarakat?
Sungguh tidak ada keraguan sedikit pun.
Sesungguhnya tantangan besar yang berada di hadapan Anda ketika Anda sedang berusaha untuk menggapai keadaan yang lebih baik dan berusaha menjadikan kehidupan Anda lebih berarti adalah mengetahui bagaimana cara menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang berbahaya atau tidak bermanfaat dan menggantinya dengan kebiasaan- kebiasaan yang bermanfaat. Hal ini menuntut adanya pengetahuan yang benar, kondisi akal dan kejiwaan yang sehat, keahlian untuk menerapkan pengetahuan tersebut, serta adanya keinginan, kecenderungan, semangat dan motivasi untuk melakukan atau menerapkannya.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan sebuah konsep tentang perubahan dalam kehidupan manusia. Dia mengaitkan antara perubahan dengan usaha manusia itu sendiri, maksudnya bahwa perubahan merupakan suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia dan perubahan itu akan datang dari dalam diri manusia itu sendiri. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (al-Ra’d: 11). Jadi langkah pertama yang harus dilakukan adalah: manusia harus kembali kepada dirinya sendiri guna menganalisa kebiasaan-kebiasaan yang dimilikinya, baik yang berkaitan dengan dirinya maupun dengan masyarakat. Jika ia menemukan ada satu perilaku yang menyimpang, maka ia harus memasukkan perubahan ke dalam dirinya secepat mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam
kehidupan manusia -baik berkaitan dengan dirinya maupun dengan masyarakat- akan datang dari dalam, maksudnya dari dalam diri manusia itu sendiri. Memang benar bahwa faktor-faktor eksternal juga memiliki peran yang besar dalam membantu terjadinya perubahan, akan tetapi pada hakekatnya, perubahan yang hakiki merupakan aktifitas internal.
Dalam bukunya yang sangat terkenal “Sistem Pendidikan Islam”, Muhammad Quthub menjelaskan, “Kebiasaan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ia mengambil porsi yang cukup besar dari usaha manusia, yaitu dengan merubah usaha tersebut menjadi sesuatu yang mudah, dimana usaha itu akan dipakai dalam berbagai bidang baru dari pekerjaan, produksi dan inovasi. Jika bukan karena potensi yang telah ditanamkan Allah SWT dalam diri manusia ini, niscaya manusia akan menghabiskan hidupnya hanya untuk belajar berjalan, berbicara atau berhitung.” (Manhaj al-Tarbiyyah al- Islâmiyyah, jilid 1, hal. 100, penerbit Dâr al-Syurûq- Mesir)
Ketika berbicara tentang 10 kebiasaan, kita tidak berbicara tentang kebiasaan sebagai sebuah pekerjaan rutin yang dapat Anda lakukan tanpa harus berfikir terlebih dahulu, tetapi kita berbicara tentang kebiasaan sebagai sesuatu yang dibentuk dalam jangka waktu tertentu. Anda dapat mengulang-ulangnya, hingga menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian Anda dan telah mengambil bagian dalam akal batin (alam bawah sadar). Tetapi ketika Anda melakukan perbuatan tersebut, Anda akan berpindah dari alam bawah sadar ke alam sadar, alam perhatian dan alam konsentrasi Poker Online.
Sebagai contoh, ambillah beberapa kebiasaan yang telah menjadi bagian dari hidup Anda, seperti menyetir mobil atau berenang. Apakah Anda masih ingat saat-saat
pertama dimana Anda baru mempelajari kebiasaan “menyetir”? Mungkin Anda tidak ingat secara terperinci tetapi paling tidak Anda masih ingat sebagiannya. Tidak diragukan lagi bahwa pada saat-saat itu Anda masih merasakan kesulitan dalam menyetir dan Anda sendiri tidak yakin dapat memegang setir dengan baik. Anda juga belum dapat mengira-ngira jarak dengan baik. Anda masih takut dengan kendaraan-kendaraan lain yang ada di sekitar Anda. Anda juga masih mengalami kesulitan untuk merubah kecepatan dan menghentikan mobil. Terkadang tangan dan kaki Anda masih bergetar ketika Anda dikagetkan oleh sesuatu yang berada di luar dugaan. Bahkan terkadang Anda melakukan sejumlah kesalahan yang dapat membahayakan diri Anda atau orang lain. Dengan bergantinya waktu dan Anda pun terus berusaha, maka perbuatan “menyetir” telah berubah menjadi sebuah keahlian, padahal sebelumnya hanya berupa pengetahuan teoritis saja. Dan karena Anda selalu melakukan perbuatan “menyetir” secara terus menerus, maka menyetir mobil pun telah menjadi pekerjaan rutin yang dapat Anda lakukan dengan mudah, tanpa berfikir terlebih dahulu, atau tanpa mengalami kesulitan. Maksudnya bahwa Anda telah membentuk satu kebiasaan dimana kebiasaan tersebut telah menjadi bagian dari kehidupan Anda dan telah menempati akal batin (alam bawah sadar). Tetapi ketika Anda sedang menyetir, maka sesungguhnya Anda sedang mengangkat kebiasaan tersebut dari alam bawah sadar ke alam sadar. Maksudnya Anda harus memberikan roh ke dalamnya yaitu berupa perhatian dan kosentrasi sehingga tujuan dari kebiasaan ini pun dapat tercapai.
Demikian pula dengan kebiasaan-kebiasaan lainnya seperti berenang. Seorang anak kecil yang masih berusia 4 tahun, ketika melihat saudara-saudaranya yang sudah besar sedang berenang di kolam renang, mungkin ia akan berteriak memanggil ibunya agar ia diberi izin untuk Bandar Ceme Online berenang. Mungkin, sang ibu pun akan berkata, “Wahai anakku, kamu tidak bisa berenang, aku mengkhawatirkan keselamatanmu.” Tetapi mungkin, anak itu tidak akan mendengarkan perkataan ibunya. Bahkan ia akan berteriak lebih kencang. Di sini, kita melihat bahwa anak kecil itu telah memiliki sedikit pengetahuan tentang berenang, yaitu bahwa berenang adalah menggerakkan kedua tangan dan kedua kaki di dalam air, ia juga memiliki keinginan yang kuat untuk berenang. Jadi, sebenarnya anak kecil itu telah memiliki dua unsur yang ada dalam kebiasaan “berenang”, yaitu unsur pengetahuan secara teoritis dan unsur keinginan, tetapi ia tidak memiliki unsur ketiga. Ketika ia mulai turun ke kolam renang, ia akan tahu bahwa ia juga harus belajar mengenai tekhnik (keahlian) berenang jika ia benar-benar ingin membentuk kebiasaan berenang. Demikian pula halnya dengan setiap kebiasaan yang ada dalam kehidupan manusia.
Dari sini, maka kita dapat mengatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT yang digerakkan oleh sejumlah kebiasaan, dimana sebagian dari kebiasaan itu bermanfaat, sebagian lainnya membahayakan, dan sebagian yang lain berada di antara keduanya. Adapun tantangan yang hendak disuguhkan oleh buku ini adalah upaya memperkenalkan kepada Anda tentang kebiasaan-kebiasaan penting yang merupakan kunci kesuksesan atau keberhasilan Anda, kemudian membantu Anda untuk mengenal diri Anda sendiri dan mengetahui kebiasaan-kebiasaan buruk dan membahayakan serta mengetahui cara menghindarkan diri dari kebiasaan- kebiasaan buruk tersebut untuk kemudian menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat.
Ketika menjelaskan tentang pandangan agama kita yang agung (Islam) mengenai kebiasaan, Ustadz Muhammad Quthub berkata, “Islam menggunakan kebiasaan sebagai salah satu sarana pendidikan. Islam merubah semua kebaikan menjadi
kebiasaan-kebiasaan yang bisa dilakukan oleh semua orang tanpa harus bersusah payah ataupun merasa berat. Islam juga selalu mengingatkan tentang tujuan yang akan dicapai dari kebiasaan-kebiasaan tersebut.”(Manhaj al-Tarbiyyah al-Islâmiyyah, hal. 200)
Kita dapat mengambil teladan yang baik dan sejumlah pelajaran yang bermanfaat jika kita memperhatikan pandangan Islam tentang upaya merubah kebiasaan dan sarana-sarana yang terbaik dalam masalah tersebut. Dalam hal ini, Ustadz Muhammad Quthub menjelaskan:
“Pada masa Jahiliyyah, Islam sudah mulai menghilangkan kebiasaan-kebiasaan jelek yang sedang berkembang di lingkungan masyarakat Arab. Untuk melakukan misi tersebut, Islam menggunakan dua cara: cara pertama adalah menghentikannya secara tegas dan sekaligus, sedangkan cara kedua adalah menghentikannya secara bertahap. Kedua cara tersebut dipilih sesuai dengan jenis kebiasaan yang hendak dihilangkan. Setiap kebiasaan yang berkaitan dengan akidah atau berkaitan langsung dengan Allah SWT, maka sejak dini Islam akan menghentikan kebiasaan tersebut secara tegas seperti kebiasaan syirik kepada Allah SWT dengan berbagai macam bentuknya, kebiasaan mengubur hidup-hidup anak perempuan, serta kebiasaan-kebiasaan psikologis lainnya seperti berbohong, mengumpat, mengadu domba dan lain sebagainya. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak hanya terkait dengan perasaan individual saja tetapi juga berkaitan erat dengan kondisi sosial dan ekonomi, maka Islam akan menghentikan kebiasaan tersebut secara bertahap seperti yang dilakukan terhadap kebiasaan meminum khamar, zina, riba dan mencuri.” (Manhaj al-Tarbiyyah al-Islâmiyyah, hal. 201-202)
Oleh karena itulah, maka buku ini pun sangat memperhatikan masalah kebiasaan tersebut dan akan
membahasnya dari berbagai segi dengan memfokuskan pada 3 point penting, yaitu:
Point pertama: Membangun 10 kebiasaan pribadi sukses, yaitu dengan cara mengenal masing-masing kebiasaan, mengetahui ketiga unsurnya (pengetahuan, keinginan, dan keahlian), serta melatih diri untuk melakukan dan membiasakannya.
Point kedua: Menemukan kebiasaan-kebiasaan yang
membahayakan yang merasuk ke dalam kehidupan Anda dan memiliki andil dalam terbuangnya waktu Anda. Setelah itu dilanjutkan dengan upaya menghancurkan dan menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan tersebut dengan menggunakan dua cara: Anda bisa melakukannya secara tegas atau sekaligus dan dapat pula melakukannya secara bertahap sesuai dengan tingkat kesulitan dan urgensi dari kebiasaan-kebiasaan tersebut. Masalah penentuan cara ini merupakan satu hal yang bersifat individual, maksudnya dikembalikan kepada penilaian dan pandangan Anda sendiri. Point Ketiga: Menemukan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat netral, tidak bermanfaat dan tidak pula membahayakan, dengan tujuan untuk menggunakan kebiasaan-kebiasaan tersebut dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat sehingga diharapkan kebiasaan-kebiasaan yang netral itu akan berubah menjadi kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat.
Adapun tujuan utama dari buku ini melalui ketiga point tersebut adalah membantu Anda untuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang ada pada diri Anda agar menjadi kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat, sehingga diharapkan dapat menjadikan kepribadian Anda lebih dinamis serta dapat mengarahkan usaha-usaha Anda dalam rangka mewujudkan kesuksesan, keunggulan, dan tercapainya tujuan-tujuan kehidupan Anda.
Kenalilah Kebiasaan-kebiasaan Anda Dalam Bekerja!
Sekarang perhatikanlah kebiasaan-kebiasaan yang menggerakkan Anda ketika sedang bekerja atau di kantor, lalu perhatikan pula pengaruh-pengaruhnya! Bertanyalah kepada diri Anda sendiri:
“Apa 4 kebiasaan terbaik yang saya lakukan ketika sedang bekerja?”
Kenalilah Kebiasaan-kebiasaan Anda Dalam Bekerja!
Sekarang perhatikanlah kebiasaan-kebiasaan yang menggerakkan Anda ketika sedang bekerja atau di kantor, lalu perhatikan pula pengaruh-pengaruhnya! Bertanyalah kepada diri Anda sendiri:
“Apa 4 kebiasaan terbaik yang saya lakukan ketika sedang bekerja?”
Kebiasaan |
Pengaruhnya Terhadap Pekerjaan Saya |
1- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
2- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
3- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
4- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
“Apa 4 kebiasaan terjelek yang saya lakukan ketika sedang bekerja?”
Kebiasaan |
Pengaruhnya Terhadap Pekerjaan Saya |
1- |
1-………………………………………………………………………… 2-………………………………………………………………………… 3-………………………………………………………………………… |
2- |
1-………………………………………………………………………… 2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
3- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
4- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
“Apa 4 kebiasaan terpenting yang tidak Saya lakukan dalam kerja Saya, padahal jika Saya lakukan niscaya Saya dapat memperoleh hasil yang baik?”
Kebiasaan |
Pengaruhnya Terhadap Pekerjaan Saya |
1- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
2- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
3- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
4- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
Kenalilah Kebiasaan-kebiasaan Anda Dalam Kehidupan Pribadi Anda!
Sekarang perhatikanlah kebiasaan-kebiasaan yang menggerakkan Anda ketika sedang menjalani kehidupan pribadi Anda, tidak diragukan lagi bahwa kebiasaan- kebiasaan tersebut sangat banyak! Bertanyalah kepada diri Anda sendiri:
“Apa 4 kebiasaan terbaik yang Saya lakukan ketika sedang menjalani kehidupan pribadi Saya?”
Kebiasaan |
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Saya |
1- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
2- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
3- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
4- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
“Apa 4 kebiasaan terjelek yang Saya lakukan ketika sedang menjalani kehidupan pribadi Saya?”
Kebiasaan |
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Saya |
1- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
2- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… 3-………………………………………………………………………… |
3- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
4- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
“Apa 4 kebiasaan terpenting yang tidak Saya lakukan dalam kehidupan pribadi Saya, padahal jika Saya lakukan niscaya saya dapat memperoleh hasil yang memuaskan?”
Kebiasaan |
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Saya |
1- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
2- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
3- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
4- |
1-………………………………………………………………………… |
|
2-………………………………………………………………………… |
|
3-………………………………………………………………………… |
Bagaimana Menilai Kebiasaan-kebiasaan Anda Dalam Bekerja?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai!
Kebiasaan-kebiasaan Dalam Bekerja |
Sering |
Kadang- kadang |
Jarang |
1. Apakah Saya sudah memiliki gambaran tentang tekhnis yang akan saya gunakan sebelum saya melakukan pekerjaan? 2. Apakah Saya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang harus Saya lakukan padahal pekerjaan-pekerjaan itu tidak saya sukai? 3. Apakah dalam setiap hari Saya memiliki waktu khusus untuk melakukan korespondensi? 4. Apakah Saya mengetahui kapan waktu yang paling optimal bagi Saya untuk bekerja, lalu Saya memanfaatkannya untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan yang membutuhkan usaha lebih besar? 5. Apakah kondisi kantor Saya teratur dimana tidak ada berkas-berkas lain kecuali berkas-berkas yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan Saya lakukan |
|
|
|
sekarang? 6. Apakah Saya menghabiskan sebagian besar waktu untuk membaca surat yang masuk pada hari itu? 7. Sebelum Saya melakukan pembicaraan lewat telepon dengan seseorang, apakah Saya pernah berfikir jika Saya harus memutuskan pembicaraan dengan seseorang karena takut mengganggu waktunya? 8. Apakah dalam agenda harian Saya, Saya menyisihkan waktu tertentu untuk melakukan pembicaraan lewat telepon? 9. Apakah sebelum melakukan pembicaraan lewat telepon, Saya menulis terlebih dahulu point-point yang ingin dibicarakan, dengan demikian saya tidak akan menggunakan waktu lebih dari yang sewajarnya? 10. Apakah Saya memiliki sistem yang baik untuk mengingatkan diri Saya? 11. Apakah Saya telah mempersiapkan jadwal pekerjaan harian? 12. Apakah tempat kerja Saya dalam keadaan teratur, dimana semua berkas dan |
|
|
|
alat-alat yang diperlukan ada di hadapan Saya? 13. Apakah sistem arsip yang digunakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan saya? 14. Sebelum menulis surat, apakah saya selalu bertanya: a. Apakah surat tersebut memang penting? b. Apakah ada kemungkinan menggunakan sarana lain yang lebih cepat dan murah? 15. Apakah saya pernah belajar mengenai seni menulis agenda dengan cara yang lebih singkat dan lebih sedikit pengulangannya? 16. Apakah pada usaha (percobaan) yang pertama Saya selalu berhasil? 17. Apakah Saya selalu berusaha untuk memiliki kebiasaan- kebiasaan yang baik dalam bekerja? |
|
|
|
Catatan: Jawaban yang paling ideal adalah dengan menjawab “sering” pada setiap point.
Bagaimana Menilai Kebiasaan-kebiasaan Anda Dalam Menjalani Kehidupan Pribadi Anda?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai!
Kebiasaan-kebiasaan Dalam Bekerja |
Sering |
Kadang- kadang |
Jarang |
1. Apakah Saya memiliki gambaran umum tentang rencana yang akan Saya kerjakan hari ini? 2. Apakah Saya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang harus Saya lakukan, padahal pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak Saya sukai? 3. Apakah Saya merasa bahwa waktu yang Saya habiskan bersama anggota-anggota keluarga Saya setiap harinya sudah cukup? 4. Apakah dalam rencana-rencana kerja Saya ada pekerjaan- pekerjaan yang berkaitan dengan silaturrahim? 5. Apakah Saya mengerjakan shalat lima waktu setiap hari tepat pada waktunya? 6. Apakah Saya memiliki sistem arsip pribadi, sehingga saya tidak akan membuang-buang waktu untuk mencari berkas- berkas pribadi Saya? 7. Apakah waktu yang Saya gunakan untuk menonton |
|
|
|
televisi cukup masuk akal, karena saya tidak menontonnya dalam waktu yang lama? 8. Apakah begadang bersama teman-teman Saya memakan waktu yang banyak untuk setiap harinya? 9. Apakah mengikuti kegiatan- kegiatan sosial memakan waktu yang banyak untuk setiap harinya? 10. Apakah Saya selalu merasa bahwa waktu telah berlalu, tetapi Saya tidak memanfaatkannya dengan baik? 11. Apakah Saya pernah merasa tidak nyaman karena lamanya waktu kosong, oleh karena itu saya pun mengisinya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat? 12. Apakah pembicaraan Saya lewat telepon memakan waktu yang lama? 13. Apakah kunjungan-kunjungan di luar rencana yang dilakukan oleh sebagian orang memiliki andil dalam mempersempit waktu Saya? 14. Apakah duduk di depan komputer untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bermanfaat juga ikut membuang waktu Saya setiap |
|
|
|
harinya? 15. Apakah bermain internet setiap hari menghabiskan banyak waktu Saya? 16. Apakah waktu untuk bertamasya, baik sendirian maupun bersama kawan-kawan, di tempat-tempat keramaian menghabiskan banyak waktu Saya? 17. Apakah waktu Saya untuk berbelanja pada suatu hari melebihi batas yang semestinya? 18. Apakah waktu tidur Saya melebihi batas yang sewajarnya (lebih dari 8 jam)? 19. Apakah kegiatan bersantai ria sambil menikmati hidangan memakan cukup banyak waktu Saya? 20. Apakah membaca koran dan majalah telah mengambil porsi yang banyak dari waktu Saya? |
|
|
|

Catatan: Jawaban yang paling ideal adalah dengan menjawab “sering” pada point 1-7 dan menjawab “jarang” pada point 8-20.